Renungan Singkat,Bertani Cerdas, Rezeki Melimpah
Renungan Singkat,Bertani Cerdas, Rezeki Melimpah
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang menciptakan bumi dan segala isinya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kita semua sebagai umatnya. Aamiin.
Bapak ibu yang dirahmati Allah,
Hari ini kita berbicara tentang satu hal yang sederhana, tetapi sangat luar biasa: bertani cerdas dengan potensi lokal. Jangan remehkan tanah yang keras, jangan sepelekan tanah yang berbatu. Karena bisa jadi justru di situlah Allah titipkan rezeki.
Labu kuning, misalnya. Dulu sering dianggap sayur kelas bawah, “kuning jadi bully” katanya. Tapi lihat hari ini, harga labu kuning di luar Jawa bisa sangat mahal. Di tanah yang dianggap “gak karuan”, labu kuning tumbuh subur tanpa banyak dirawat. Tanah-tanah kritis itu, justru ladang emas yang belum dipoles.
Artinya apa?
Bertani itu jangan asal hantam kromo. Bertani itu juga perlu cerdas dan strategis. Kalau tanahnya kering, keras, ya tanami yang kuat seperti labu kuning. Kalau masih bisa ditanami jagung manis, maka tanamilah jagung manis — karena jagung ini bisa jadi alternatif penghasilan harian. Tidak perlu nunggu setahun seperti padi. Tiga bulan sudah bisa panen.
Begitu juga saat kita beternak kambing. Kalau kita hanya pelihara satu ekor, dan hanya mengandalkan rumput seadanya, ya sulit berkembang. Tapi kalau ditopang dengan batang jagung hasil tumpangsari, maka dalam 6 bulan satu ekor bisa jadi dua. Dalam 1 tahun bisa jadi enam. Itulah konsep berkah dari pertanian dan peternakan terpadu.
Mari kita berhenti mengeluh soal keterbatasan. Mari kita syukuri dan kelola apa yang ada. Tanam yang tumbuh, rawat yang kuat, sabar saat menunggu panen. Karena siapa tahu dari *labu kuning* yang dulu diremehkan, justru rezeki besar akan datang.
Allah berfirman dalam QS. Al-A’raf: 96
*> "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi..."*
Jadi jangan putus asa. Tanah yang keras belum tentu miskin harapan. Dengan ikhtiar yang tepat, Allah bukakan jalan. Bertani itu ibadah, beternak itu amanah, dan hidup sederhana itu berkah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.